Kabar NTT - Berakhirnya KTT G20 menghasilkan beberapa deklarasi.
Salah satunya yaitu mendorong penyelesaian setiap konflik lewat jalur damai.
Selain berisi kecaman terhadap invasi Rusia ke Ukraina, G20 Bali Leaders' Declaration juga memuat seruan terkait penolakan penggunaan senjata nuklir.
Baca Juga: Capres 2024 Wajib Pahami Konstitusi, Begini Kata Haedar Nashir
"Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Era ini tidak boleh perang," demikian penggalan isi poin 4 G20 Bali Leaders' Declaration seperti dilihat, Kamis (17/11/2022).
Dalam KTT G20 yang berlangsung di Bali, para pemimpin G20 juga menekankan pentingnya hukum internasional ditegakkan dalam rangka menjaga stabilitas dan perdamaian. Semua pihak diminta menghormati Piagam PBB.
"Ini termasuk membela semua tujuan dan prinsip yang diabadikan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mematuhi hukum kemanusiaan internasional, termasuk perlindungan penduduk sipil dan infrastruktur dalam konflik bersenjata," tulis poin ketiga deklarasi tersebut (G20 Bali Leaders' Declaration).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno LP Marsudi juga mengungkapkan proses negosiasi panjang di balik deklarasi G20 Bali.
"Nah oleh karena kita harus menyepakati semua, maka diperlukan negosiasi yang sangat panjang. Jadi bisa bayangkan bahwa kita melakukan negosiasi sampai beberapa kali putaran, putaran terakhir dilakukan mulai tanggal 10 November sampai 14 November," kata Retno dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
Lebih lanjut Retno menjelaskan dalam proses negosiasi itu, pembahasan di tingkat negosiator kadang-kadang mandek. Negosiator selanjutnya menyerahkan mandat itu ke pihak yang lebih tinggi.
Baca Juga: Ternyata Ini Isi Deklarasi KTT G20 di Bali
"Oleh karena itu dari tanggal 10 sampai 14, saya banyak sekali melakukan komunikasi dengan para menteri luar negeri agar kita dapat menyepakati," ujar Retno Menteri Luar Negeri Indonesia.
Lebih lanjut, Retno juga menyebutkan bahwa pembahasan alot tak hanya terkait perang di Ukraina. Namun, menurut Retno, pembahasan beberapa poin deklarasi lain juga tak mudah disepakati.
Artikel Terkait
AHY: Tragedi Kanjuruhan Insiden Yang Memilukan, Juga Memalukan
Wisata Kampung Adat Bolan Malaka NTT Yang Unik, Cocok Bagi Wisatawan Untuk Kunjungi
Tutup Malam Ini, Penutupan Daftar PPPK 2022! Bagi Anda Yang Belum Segera
Pilpres 2024, Jokowi: Kelihatan Setelah ini Jatahnya Pak Prabowo
Buruan daftar! BCA buka Magang Bakti 2022 Lulusan SMA hingga S1 di 40 Wilayah